Advetorial

Sabtu, 04 September 2010

FaceBook Marissa Haque

Kangen sama bunda marissa haque. Klik disini 




Marissa Grace Haque atau Marissa Haque yang lahir di Balikpapan, 15 Oktober 1962, semula dikenal sebagai aktris film. Selanjutnya, istri penyanyi rock sekaligus pengusaha, Ikang Fawzi ini, melebarkan sayap menjadi seorang sutradara, produser film dan politikus.
Sebagai politikus, karier politik ibu dari Isabella Muliawati Fawzi (19) dan Marsha Chikita Fawzi (18) ini, diawali dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang kemudian mengantarkan dirinya menjadi anggota DPR-RI (2004).
Akibat konflik yang dilatarbelakangi soal pencalonan dirinya sebagai wakil gubernur Banten, mendampingi Zulkiflimansyah kandidat gubernur yang diangkat oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Syarikat Islam (PSI), Marissa akhirnya dipecat dari senayan oleh partainya.(KPL)
---
Profil Singkat
Aktris senior ini dikenal sebagai sutradara, produser film, sekaligus politikus Indonesia. Karier politiknya langsung melesat ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan terpilih sebagai anggota DPR-RI tahun 2004.
Dia lah Marissa Haque. Wanita kelahiran Balikpapan, 15 Oktober 1962 ini adalah salah satu aktris yang sukses terjun ke kancah politik. Perihal ketertarikannya kepada dunia Politik, Icha menjelaskan bahwa dia merasa ada jalan tuhan yang mengantarkannya pada sebuah dunia yang sama sekali berbeda dengan profesi sebelumnya sebagai aktris.
Selain itu, Icha menambahkan tentang adanya amanah yang harus dia kerjakan, ada pembelaan yang harus dia lakukan untuk masyarakat kecil, serta beribu-ribu tugas kemasyarakatan lainnya.
Menurut wanita yang akrab disapa Icha ini, semua kesuksesan yang ia raih tak terlepas dari etos kerja yang diwariskan oleh ibu dan ayahnya. “Etos kerja yang diwariskan itu membuat kami bertiga, saya sebagai anak yang tertua, Soraya dan Shahnaz, selalu merasa bangga menjadi diri sendiri,” papar Icha dalam website resminya.
Ibu dua anak ini merasa mantap untuk menjalani semua profesi itu. Selain berpolitik, Icha tengah menjadi seorang sutradara, produser, editor, dan penulis skenario film.
Icha yang bersuamikan Ikang Fawzi, penyanyi rock kondang Indonesia, kini dikaruniai dua orang anak gadis yang bernama Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi. Menjadi seorang istri dan ibu tak menjadi halangan bagi Icha untuk tetap memperhatikan pendidikan formal. Sehingga, setelah gelar sarjana hukum dia raih di Universitas Trisakti, Icha segera mengambil program Master (S2) di Universitas Katolik Atmajaya, bidang Linguistik Terapan Bahasa Inggris.
Semangat Icha untuk melanjutkan studi tentang bisnis film masih menggebu-gebu. Hal itu membuat Icha harus meninggalkan suami dan kedua anak perempuannya untuk mengambil magister di School of Film, Ohio University, Amerika Serikat.
Walaupun selama kuliah di Amerika Icha harus berpisah dengan suami dan buah hatinya, Icha menekankan bahwa mereka sekeluarga seakan seperti empat sekawan yg berusaha selalu kompak dan sehati. Mereka saling memahami dan bertekad menjalankan kehidupan yang demokratis, terarah, santun, serta Islami. Untuk menjaga keharmonisan keluarga, Icha berpesan bahwa pembicaraan di meja makan adalah ritual penting yang selalu mereka jalani.
”Kami menganggap bahwa dialog yang santun dan cerdas harus dimulai dengan latihan-latihan kecil yang biasa dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya dirumah, khususnya di meja makan,” ungkap Icha.(Eric 574nk)

--------------------------------------------------------------------------------------------


Marissa Grace Marissa Haque Haque, or who was born in Balikpapan, October 15, 1962, originally known as a film actress. Subsequently, the wife of rock star entrepreneur, this Ikang Fawzi, expanded to become a film director, film producer and politician.
As a politician, the political career of Isabella's mother Muliawati Fawzi (19) and Marsha Chikita Fawzi (18), the beginning of the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDIP), which then took herself a member of the House of Representatives (2004).
That has been overshadowed by the conflict over his nomination as deputy governor of Banten, accompanied Zulkiflimansyah gubernatorial candidate who was appointed by the Prosperous Justice Party (PKS) and the Islamic Sarekat Party (PSI), Marissa senayan finally sacked from the party. (KPL)
---
Brief Profile
Senior actress is known as a film director, film producer, as well as Indonesian politician. His political career was immediately dashed when he joined the Indonesian Democratic Party of Struggle and was elected as a member of the House of Representatives in 2004.
She is Marissa Haque. Women born in Balikpapan, October 15, 1962 This is one actress who successfully jumped into the political arena. About his interest to the world of politics, Icha explained that he felt there was a way god who delivered in a world completely different from previous profession as an actress.
In addition, Icha add about the mandate he needed to do, there is a defense that he had to do for small communities, as well as thousands of other civic duties.
According to the woman who is familiarly called Icha, all the success which he achieved apart from the work ethic was inherited by her mother and father. "The work ethos is inherited that makes three of us, I as the eldest child, Soraya and Shahnaz, always feel proud to be themselves," explained Icha in his official website.
Mother of two children feel secure to go through all of the profession. Apart from politics, Icha center became a director, producer, editor and screenplay writer.
Icha who married Ikang Fawzi, Indonesian famous rock singer, is now blessed with two children a girl named Isabella Muliawati Chikita Fawzi Fawzi and Marsha. Being a wife and mother can not be a barrier for Icha due regard for formal education. So, after he achieved a law degree at the University of Trisakti, Icha soon took a Masters degree (S2) at the Catholic University of Atmajaya, the field of Applied Linguistics in English.
Icha spirit to continue the study of the film business is still passionate. It makes Icha had to leave her husband and two daughters to take a masters at the School of Film, Ohio University, USA.
Although during the lectures in the United Icha had to part with her husband and fruit, Icha stressed that the family seemed like the four friends who try to always compact and one heart. They understand each other and vowed to run a democratic life, focus, manners, and Islamic. To keep family harmony, Icha gave orders that the speech at the dinner table is important rite they have always lived.
"We consider that a decent and intelligent dialogue must begin with small exercises commonly done by parents to their children at home, especially at the dinner table," said Icha. (Eric 574nk)

1 komentar:

  1. Mengatur Waktu untuk Mencapai Produktifitas

    Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan pun. Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja efektif:

    1. Menyusun Rencana

    Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.

    Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.

    Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.

    Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.

    2. Fokus

    Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.

    Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

    3. Hindari Interupsi

    Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:

    * Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
    * Cek email disaat-saat tertentu saja. Okay, ini tentunya sangat berat. Anda bisa coba. Apabila tidak mungkin, usahakan untuk tidak menjawab semua email tiap kali itu datang. Jawablah email yang berkaitan dengan pekerjaan Anda saat itu dan hindari multi-tasking.

    Manajemen diri erat kaitannya dengan bagaimana Anda mengatur waktu Anda sehari-hari. Jangan biarkan faktor-faktor eksternal mengganggu produktifitas Anda. Apabila Anda produktif bukan hanya Anda sendiri yang senang tapi juga boss Anda. Hidup Anda lebih mudah dan stress pun berkurang.

    BalasHapus